KSOP Cek Izin Berlayar Tugboad dan Ponton
SAMARINDA – Tumpukan batu bara di atas ponton dengan nama lambung Bos 5 yang ditarik Tug Boat (TB) Arek Suroboyo 5 terbakar dan mengeluarkan asap tebal. Bahkan asapnya hingga masuk ke dalam basemen Big Mall Jalan Untung Suropati Kelurahan Karang Asam Ilir Kelurahan Sungai Kunjang. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (24/8/2021) malam.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar dan Patroli Kantor Kesahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II A Samarinda, Capt Slamet Isyadi mengatakan pihaknya mendapatkan informasi terbakarnya batu bara dalam tongkang di Sungai Mahakan tersebut dari Polairud Polresta Samarinda dan Dishub Kota Samarinda.
“Kami tidak tahu bagaimana Tugboad dan tongkang itu sampai disitu. Karena, sampai saat ini kami belum menerima surat pengajuan ijin bergerak dari perusahaan yang menaungi tugboad dan tongkang itu,” kata Selamet melalui telpon selulernya, Rabu (25/08/2021).
“Kami sudah mendatangi lokasi dan melakukan pendinginan. Sehingga batu bara itu tidak mengeluarkan asap lagi,” ucap dia.
Saat ini, kata dia, KSOP masih mengecek administrasi kapal penarik dan tongkang pengangkut batu bara yang terbakar tersebut.
“KSOP Samarinda belum menerima permohonan pengurusan surat gerak atau ijin keselamatan berlayar yang diajukan kapal batubara yang terbakar itu,” katanya.
Menurut dia, kapal tugboad dan ponton batu bara itu milik PT. Barge Indonesia untuk nama Tug Boat (TB) Arek Suroboyo 5 dan Tongkang Boss 5.
“Perusahaannya PT. Barge Indonesia, untuk asal batu bara kami masih belum dapat datanya. Kami minta kepada pemiliknya untuk segera melakukan penanganan dan pendinginan dengan menggunakan chemical malam itu juga ” tands Slamet.
Dia mengungkapkan bahwa KSOP telah meminta pemilik ponton untuk memindahkan tongkang ke daerah hulu atau wilayah Tenggarong.
“Dibawa ke daerah hulu sana, supaya bisa dilakukan penanganan intensif dan proses chemical, hingga muatan normal kembali,” jelasnya.
Dia tidak bisa memastikan muatan batu bara tersebut terbakar. “Iya, masih simpang siur, kapan terjadinya itu. Karena saya juga baru tahu tadi malam. Dan itu sudah ditangani Polairud. Baik pemeriksaan nahkoda maupun lainnya. Kalau kami hanya proses pengawasan untuk pencegahan, supaya tidak terdampak ke masyarakat sekitarnya,” jelasnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan soal kejadian tersebut. “Terkait penanganannya saja. Untuk pemeriksaan, ya dari Polairud langsung,” ucap dia.
Sementara itu, Kasat Polair Polresta Samarinda AKP Iwan Pamuji mengatakan bahwa TB Arek Suroboyo 5/BG Boss 5 milik
PT Barge Indonesia sudah memiliki ijin berlayar dan saat ini menunggu keluarnya sertifikat keselamatan berlayar dari Jakarta.
“Ngurusnya di Jakarta. Sehingga kapal dan batu bara menunggu di tempat itu, hingga akhirnya batu bara nya terbakar. Kalau tetap berlayar jelas pidana,” kata Iwan.
Dia menjelaskan, kalau izin gerak kapal dan ponton pengangkut batu bara yang terbakar, jajarannya sudah berkordinasi dengan KSOP Samarinda. Dan dipastikan kapal ini telah mengantongi izin gerak. Hanya saja, belum mengantongi sertifikat keselamatan berlayar.
“Kata Pak Selamet dari KSOP semalam izin gerak kapal ini sudah ada, namun sertifikat keselamatan berlayarnya belum ada. Sehingga kapal dan tugboad bisa bergerak, namun terbatas dan hanya diruang lingkup pengawasan KSOP Samarinda,” jelas Iwan.
Saat ini, kata dia, pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab terbakarnya batu bara hingga mengeluarkan asap tebal dan memancing perhatian masyarakat.
“Kita periksa dulu untuk mengetahui penyebab terbakarnya batu bara itu, sekaligus meminta perusahaan mengatasi kebakaran tersebut. Karena berkaitan dengan pencemaran udara akibat kejadian itu,” kata Iwan Pamuji.
Berdasarkan keterangan nahkoda kapal penarik, kata dia, ponton tersebut sudah berada di lokasi selama 12 hari untuk mengurus sertifikat keselamatan berlayar di KSOP Samarinda. Namun karena cuaca Samarinda hujan terus, maka batu baranya terbakar.
“Yang pasti, kita mintai keterangan dulu nahkoda kapal dengan agennya untuk mengetahui penyebab terbakarnya batu bara itu,” ungkap Iwan.
Sedangkan Fajar, salah satu pengunjung Bigmall yang berada tidak jauh dari lokasi kapal ditambatkan mengatakan bahwa asap tebal dari ponton pengangkut batu bara itu masuk ke dalam mall dan menimbulkan bau tidak sedap.
“Baunya sangat menyengat, membuat saya sesak napas. Lebih baik pulang saja, daripada nanti sakit,” kata Fajar. (maman)