Gas Raksasa di “North Ganal”

Catatan Rizal Effendi

BARU datang ke Kaltim, Pj Gubernur Akmal Malik sudah dibuat kaget. Ada dua hal yang membuat dirinya terkesiap. Pertama, lihat gaya sambutan Gubernur Isran yang diawali dengan teriak: Merdeka!!! “Sungguh saya kaget Pak Isran,” katanya serius. Kedua, ketika dia mendapat informasi terbaru soal kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kaltim.

Urusan bikin kaget orang bukan sekali dilakukan Isran. Pernah Si Raja Naga  bikin geger acara pernikahan. Saat itu dia menjadi saksi.  Begitu sang pengantin laki-laki lancar membaca ijab kabul, Isran dengan lantang berteriak: “Sah!!!!.” Suaranya menggelegar. Semua orang terkesiap termasuk sang pengantinnya. Syukur tidak semaput alias pingsan. Gaya Isran begitu sempat viral di media online.

Tapi kaget kedua Akmal  bisa menjadi berita bahagia bagi daerah yang baru dipimpinnya. Dia mengabarkan soal penemuan cadangan gas alam baru yang sangat besar di lepas pantai Kalimantan Timur (Kaltim). Ada yang menggambarkan tak begitu jauh dari kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kalau mau dihubung-hubungkan.  Kabarnya cadangan gas itu ditemukan sekitar 85 km dari pantai Kaltim. Kalau naik heli ke lokasi dari Balikpapan, kira-kira ditempuh sekitar 30 menit.

“Penemuan itu kita harapkan bisa berdampak pada pendapatan daerah untuk perbaikan-perbaikan yang disebutkan Pak Isran untuk masalah kemiskinan dan kesenjangan pembangunan lainnya,” kata Akmal dalam acara perkenalan dan pisah sambut di Plenary Hall Sempaja Samarinda, Rabu (4/10) lalu.

Kabar tentang penemuan gas raksasa itu sebelumnya disampaikan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, yang kemudian ditegaskan kembali  oleh Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, pekan lalu. Awalnya Dwi mendapat informasi itu ketika bertemu Head of Regional and Far East ENI di ajang ADIPEC, yang berlangsung di Abu Dhabi, awal Oktober lalu.

Menurut Dwi, perusahaan migas raksasa dari Italia, ENI yang tengah melakukan eksplorasi di sumur eksplorasi Geng North-1 yang dibor di  North Ganal PSC (Production Sharing Contract) menemukan cadangan gas berskala raksasa, yang jumlahnya diperkirakan awal Gas in Place 5 Triliun Cubic Feet (TCF).

Saya tak bisa menggambarkan betapa besarnya 5 triliun kaki kubik  itu. Sayangnya wujud gas tidak bisa kita lihat kecuali baunya. Tapi Dwi mengungkapkan  penemuan tersebut  menjadi salah satu dari tiga besar temuan eksplorasi dunia pada tahun 2023.

“Ini yang namanya giant discovery. Karena itu SKK Migas terus melakukan koordinasi dengan ENI.  Kalau nanti sampai tahap produksi, maka akan meningkatkan secara siginifikan cadangan gas kita untuk mendukung peningkatan produksi migas nasional secara berkelanjutan dan mencapai target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” jelas Dwi.

Dirjen Tutuka mengakui penemuan cadangan gas di  North Ganal memang merupakan temuan yang sangat menggembirakan dan luar biasa. “Ini potensi besar, bukan kecil. Penemuan ini menjadi sesuatu yang baru di luar proyek Indonesia Deepwater Development (IDD),” tambahnya.

Dia berharap ENI selaku operator dapat segera merampungkan rencana pengembangan atau plan of development (PoD) dari  North Ganal. Dengan demikian kegiatan proses produksi di blok tersebut dapat segera dipercepat.

“Kita akan fasilitasi itu supaya cepat terjadi. Karena Pak Menteri menargetkan dua tahun ke depan bisa first gas. Itu hamparannya besar sekali, itu luasnya besar dan ini besar,” tandas Tutuka lagi.

DALAMNYA 5.025 METER

Perlu kita ketahui, ENI itu bukan diambil dari nama wanita. Tapi akronim dari “Ente Nazionale Idrocarburi” atau Dewan Hidrokarbon Nasional. Dia adalah perusahaan migas multinasional yang berkantor pusat di Roma. Pemerintah Italia memegang 30,33 persen saham emas perusahaan ini.

ENI menjadi salah satu dari 7 perusahaan  minyak super  besar di dunia dengan kapitalisasi pasar sebesar 36,08 miliar US dolar. ENI beroperasi di 66 negara termasuk Indonesia dengan nama ENI Indonesia Ltd. Pada tahun 2020, ENI menempati peringkat ke-113 dalam daftar Fortune Global 500. Dan peringkat ke-24 dalam sektor energi.

Aktivitas eksplorasi ENI difokuskan di lepas pantai (laut dalam) Kaltim. ENI adalah operator blok IDD Wilayah Kerja (WK) Kutai Basin. Dia telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2001 dan saat ini memiliki portofolio aset yang besar dalam tahap eksplorasi, pengembangan dan produksi dengan produksi ekuitas sekitar 80 ribu barel setara minyak per hari di lapangan Jangkrik dan Merakes di Kaltim.

Menurut siaran pers ENI, sumur Geng North-1 dibor hingga kedalaman 5.025 meter pada kedalaman air 1.947 meter melalui kolom gas setebal 50 meter. Dari sana menyembur potensi gas yang sangat besar (5 TCF) dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.

Berkat lokasi dan ukurannya yang signifikan, penemuan ini berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan pusat produksi baru, di bagian utara Cekungan Kutai, yang akan terhubung dengan fasilitas LNG Bontang di pesisir Kaltim. Kabarnya dengan potensi sebesar itu, North Ganal bisa menyuplai gas selama 20 tahun.

ENI memperkirakan selain Geng North, lebih dari 5 TCF gas terdapat  pada penemuan yang belum dikembangkan di wilayah yang diteliti. Sementara potensi eksplorasi multi-TcF yang signifikan sedang dalam tahap pematangan melalui studi yang sedang berlangsung.

Penemuan Geng North Ganal terjadi tak lama setelah pengumuman perjanjian ENI untuk mengakuisisi Neptune Energy, yang penyelesaiannya akan semakin memperkuat posisi ENI di Blok North Ganal.

Posisi Geng North juga berdekatan dengan wilayah IDD yang mencakup beberapa penemuan yang berlokasi di Blok Rapak dan Ganal, di mana ENI baru-baru ini mengumumkan akuisisi saham Chevron, meningkatkan hak partisipasinya dan mengakuisisi kepemilikan operator.

“Akuisisi ini juga memberikan peluang untuk mempercepat pengembangan proyek gas Gendalo dan Gandang (cadangannya sekitar 2 TCF) melalui fasilitas Jangkrik yang dioperasikan ENI,” demikian kata ENI.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto meyakini dengan temuan baru ENI, yang dinilai sebagai “harta karun” berskala jumbo atau raksasa itu lebih mendorong International Oil Company (IOC) lainnya untuk masuk ke Indonesia. Mengingat potensi migas nasional masih menjanjikan karena dari 128 cekungan, masih ada 68 cekungan yang belum dibor.

Menurut Kepala SKK Migas Kalimantan-Sulawesi (Kalsul) Azhari Idris, pihaknya yang berada di lapangan diminta terus melakukan koordinasi dengan ENI sehingga bisa dilakukan fast track secepatnya untuk bisa memproduksi lapangan gas di North Ganal.

“Semua fungsi termasuk perwakilan memang diminta untuk melakukan identifikasi awal hal-hal yang dapat mempercepat  proses eksekusi proyek ini,” kata Azhari.

Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti dalam wawancara dengan salah satu stasiun TV menyebutkan, 80 persen dari  hasil penjualan produksi  PSC menjadi bagian negara. Sisanya milik operator, yang telah melakukan eksplorasi dan eksploitasi.

Perlu menjadi catatan Pj Gubernur Akmal Malik, tempo hari Kaltim berjuang ke Pemerintah Pusat agar formula Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk Kaltim disamakan dengan daerah Aceh dan Papua. Saat ini kalau tidak salah, Kaltim hanya menerima separuh atau 50 persen dari besaran yang diterima kedua daerah tersebut. Banyak pihak berharap Akmal bisa menembus kebuntuan perjuangan di sektor ini. Sebab Kaltim perlu dana besar mengimbangi pembangunan IKN yang sangat masif.

Saya tidak tahu apa arti Ganal Utara atau North Ganal. Tapi sebagai orang Banjar, setahu saya dalam bahasa Banjar, ganal itu artinya besar. Jadi sudah cocok saja. Perusahaan penemunya, perusahaan ganal.  Cadangan gas yang ditemukan juga ganal. Bahkan ganal banar. Mudah-mudahan DBH dan PAD serta berkah lainnya yang kita dapatkan untuk orang Kaltim juga ganal. (Penulis wartawan senior Kaltim. Wali Kota Balikpapan dua periode 2011-2021).

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker