SAMARINDA – Wali Kota Samarinda Dr Andi Harun tampil lugas menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan dan Kepemimpinan Pancasila saat menjadi Penceramah Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) angkatan 1 yang diselenggarakan Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Auditorium Puslatbang KDOD Jalan H M Ardans, Ringroad III Samarinda Kalimantan Timur, Senin (6/3/2023).
Dalam materinya, Andi Harun menekankan pentingnya bagi seorang pejabat untuk mengkhatamkan Pancasila.
Ia mengatakan itu sebagai kunci kesuksesan seorang pejabat. Bahkan bisa memberi arti atau peninggalan berharga di masa kepemimpinannya. “Kalau bapak ibu khatam di sini soal pancasila, Insya Allah bisa menjadi pejabat sukses dan mampu membangun legacy sekaligus sebagai pejabat yang terus membangun bangsa,” tegas Andi Harun.
Ia berpesan agar para peserta PKA menjadi pemimpin Pancasila. Dan, juga akan jauh dari seorang pemimpin yang akan melakukan perbuatan korupsi.
Namun sebaliknya disampaikannya dihadapan para administrator alias pejabat setara eselon III (Kabid maupun Kabag), jika mereka mengikuti PKA hanya sekadar untuk jabatan, maka tidak akan ada manfaatnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemimpin untuk senantiasa menuntut ilmu. Dengan belajar seorang pemimpin akan memperoleh pengetahuan yang berguna dalam menetapkan suatu kebijakan.
“Sebagai wali kota, pimpinan, bahkan presiden, gubernur tidak boleh berhenti belajar. Karena dengan belajar kita akan memperoleh pengetahuan,” kata Andi Harun.
Kepala Puslatbang KDOD LAN Dr Muhammad Aswad merasa bangga Wali Kota Samarinda mau mengisi materi pada Diklat yang diselenggarakan kali ini.
“Kami merasa bangga Pak wali langsung mengisi materi. Apalagi ini adalah yang pertama kali dilakukan Pak wali dengan pengalamannya sebagai Wakil Ketua DPRD Kaltim dan sekarang Wali Kota Samarinda yang syarat pengalamannya termasuk pula basic seorang lawyer. Kita patut bersyukur,” ungkapnya.
Aswad menyampaikan PKA Angkatan I diikuti 40 peserta, yang merupakan para pejabat eselon III berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Meliputi Kutai Timur 1 orang, Balikpapan 14 orang, Tarakan 8 orang, Kutai Kartanegara 5 orang, Kutai Barat 3 orang, dan Penajam Paser Utara 9 orang. (ADV)