
SAMARINDA – Kasus bullying semakin marak terjadi. Perilaku ini berdampak pada mental korban. Bahkan bisa berujung kematian.
Perilaku ini bukan hanya terjadi pada anak-anak dan remaja. Namun juga orang dewasa. Perilaku ini juga mendapat kutukan dan tentangan berbagai pihak.
Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti mengatakan apabila terjadi bullying, berarti ada yang salah. Entah dari lingkungan rumah, lingkungan sekolah atau lingkungan sosialnya.
“Sekarang kalau sudah terjadi bullying, perlu dilihat dari kepedulian orang tuanya. Bagaimana lingkungan sekolahnya. Seorang anak perlu dikuatkan, disiapkan dari rumah untuk bersosialisasi di lingkungan luar agar memiliki ketahanan,” ungkap.
Menurut dia, jangan sampai bullying menyebar. Karena bullying ini seperti virus. Harus ada antisipasi dari lingkungan. Baik darilingkungan rumah maupun sekolah. Tapi itu semua tidak akan bisa berhasil, kalau tidak ada kerja sama.
“Kita ini juga sudah sosialisasi dengan beberapa pihak ada RT, kelurahan, tokoh masyarakat itu mengsosialisasikan. Jangan sampai terjadi bullying disekitar,” tuturnya.
Ia mengatakan,bullying ini bukan hanya terjadi secara langsung di kehidupan nyata. Tapi sering terjadi di dunia maya. Harusnya pemerintah bertanggung jawab. Karena tidak ada aturan yang jelas bagaimana penggunaan gadget secara bijaksana. Terutama anak sekolah.
“Berharap pemerintah mengadakan sosialisasi. Dengan adanya aturan bagaimana penggunaan gadget di sekolah. Bahkan di rumah oleh orang tuanya, lingkungan sekitarnya bahkan oleh gurunya di sekolah,” ungkapnya.
Menurut dia, bullying akan menyakiti perasaan anak. Nanti akan membawa dampak kepada keluarga dan lingkungan sosial. Bahkan akan mempengaruhi psikologis anak. Dan penyembuhannya berat. Membutuhkan waktu lama. Karena harus ada pendampingan dari ahlinya. (ADV)