SAMARINDA – Kabut asap akibat dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyebabkan penerbangan di Bandara APT Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur terganggu. Sebab, jarak pandang hanya 500 meter. Sehingga, bandara ditutup untuk take off maupun landing. Dampaknya, 23 penerbangan pada Sabtu (14/9) terpaksa dibatalkan. Hingga Minggu (14/9) siang, hanya maskapai Batik Air tujuan Denpasar yang berhasil take off saat cuaca sempat membaik.
Para penumpang yang harusnya berangkat Sabtu (14/9), digabungkan dengan penumpang pesawat yang akan berangkat pada Minggu (15/9).
Antrian penumpang untuk melakukan check in meluber hingga keluar. Petugas terpaksa memilah penumpang Sabtu dan Minggu demi kelancaran proses check in. Para penumpang yang belum bisa masuk ke dalam bandara, terpaksa duduk di lobi bandara.
Sejumlah penumpang bahkan menupuk di konter sejumlah maskapai untuk melakukan pemindahan jadwal keberangkatan ke Bandara Sepinggan Balikpapan.
Alikhifdus, penumpang maskapai penerbangan Lion Air tujuan Samarinda-Surabaya mengaku kecewa dengan pelayanan yang dilakukan maskapai penerbangan. Pasalnya, dia seharusya berangkat Sabtu dan harus menunggu tanpa kejelasan hingga Minggu siang.
“Ini saya menunggu dari kemarin. Ya, kemarin ternyata dapat informasi dari pihak bandara bahwa kabutnya terlalu tebal, sehingga seluruh penerbangan dibatalkan. Sekarang juga masih belum ada kejelasan. Tadi ada sih pesawat ke Denpasar dan Jakarta, namun untuk pesawat lainnya belum ada keterangan sampai sekarang,” ungkap dia, Minggu (15/9).
Sementara itu, Kepala Bandara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi mengatakan bahwa Bandara APT Pranoto terdampak asap dari Kalimantan Tengah. Akibatnya, penerbangan delay dan divert. Pada Minggu (15/9) siang, cuaca sempat membaik, penerbangan Batik Air yang seharusnya terbang pukul 07.30 WITA molor 3 jam tujuan Denpasar. Selain itu, semua penerbangan dialihkan ke Balikpapan.
“Mulai kemarin, kondisinya kita sampaikan kepada airland diberikan kemudahan kepada calon penumpang untuk mengalihkan penerbangan. Jadi akhirnya tidak cancel. Dan penumpang tidak dirugikan. Ini bukan tanggung jawab maskapai, karena sesuai dengan PP 79 . Kita memberi kemudahan kepada penumpang , karena ini kasusnya beda. Diubah tiketnya, sewaktu-waktu berangkat tidak ada masalah,” kata dia.
Menurut Dodi, selain Bandara APT Pranoto, dua bandara lainnya di Kalimantan Timur juga lumpuh, yakni Bandara Kalimarau Berau dan Bandara Melalan Sendawar Kabupaten Kutai Barat.
Berdasarkan data dari pusat informasi bahwa titik panas yang diolah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) hingga pukul 17.44 WITA sore ini, di Kalimantan Timur tercatat 447 hotspot atau titik panas. Dimana, 142 diantaranya memiliki tingkat keyakinan lebih 80 persen adalah titik api karhutla. (maman)