SAMARINDA – Kota Samarinda diperkirakan bakal memasuki masa puncak pendemi Covid-19 dalam kurun waktu 2-4 minggu kedepan. Dan, Dinas Kesehatan Kota samarinda telah mempersiapkan dan mengantisipasinya.
Peningkatan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir masih didominasi pelaku perjalanan dari Gowa Sulawesi Selatan. Artinya, tidak ada transmisi lokal.
“Perhitungan dari Dinkes Kota Samarinda, puncak pandemi wabah virus corona di Kota Samarinda, kemungkinan dalam kurun waktu 2 sampai 4 minggu kedepan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kusasih, Minggu (26/4).
Dia membantah apabila peningkatan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Samarinda, dikarenakan kendorkan tugas Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kota Samarinda.
“Nggak, Tim Gugus bekerja seperti biasa. Kami lihat kepercayaan masyarakat naik turun terhadap Covid-19. Dan banyak aspek yang harus kita lihat. Nah, kalau diluar aspek kesehatan, saya gak mau komentar,” kata Ismed.
Dia menyampaikan, untuk mengantisipasi membludaknya pasien terkonfirmasi Covid-19, maka Dinkes Samarinda akan menampung Pasien Dengan Pengawasan (PDP) yang tidak parah ke Rumah Sakit Karantina (Bapelkes Kaltim,red).
“Rumah Sakit ini mampu menampung hingga 80 pasien dalam pengawasan. Covid-19 itu ada yang ringan, sedang dan berat,” jelasnya.
Dia menjelaskan, PDP dengan gejala klinis ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG) cukup dirawat di Rumah Sakit Karantina. Sedangkan gejala sedang dan berat bisa dirawat di RSUD AW Syahranie dan RS IA Moeis.
“Sehingga apabila terjadi pandemi, tenaga medis RSUD AW Syahranie dan RS IA Moies memiliki stamina cukup untuk merawat pasien Covid-19 yang sedang hingga berat. Karena di puncak pandemi pasti terjadi lonjakan kasus,” kata Ismed.
Saat ini, kata dia, pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD AW Syahranie dan RS IA Moeis tidak ada yang tergolong berat. Apalagi pasien berat yang membutuhkan ventilator.
“Prinsip dasar penanganan Covid-19 itu physical distancing, Work From Home (WFH), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti cuci tangan dan selalu memakain masker jika harus melakukan aktivitas di luar rumah. Sehingga kita dapat mendelay selama mungkin transmisi lokal. Dan juga mencegah kematian (zero death) di Samarinda,” ucap dia.
Diketahui, berdasarkan update Covid-19 di Samarinda pada 26 April 2020, pasien Covid-19 di Samarinda bertambah 5 kasus, sehingga menjadi 15 kasus. Dimana, 2 orang sudah dinyatakan sembuh.
Sedangkan, jumlah PDP sebanyak 50 kasus dan 37 kasus masih menunggu hasil laboratorium. Lalu, jumlah ODP sebanyak 1.128 kasus. Dimana, 1.047 sudah selesai pemantauan dan 81 kasus masih proses pemantauan. (maman)