SAMARINDA – Komisi III DPRD Samarinda menggelar hearing di Ruang Rapat Utama Lantai 2 DPRD Kota Samarinda Jalan Basuki Rahmat, Rabu (21/6/2023).
Hearing tersebut dipimpin Sekretaris Komisi lll DPRD Samarinda Novan Syahronny Pasie. Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut hadir. Yakni, Dinas PUPR Kota Samarinda, Dinas Perkim Kota Samarinda, BPBD Kota Samarinda, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perizinan.
Termasuk Camat Sungai Kunjang, Camat Samarinda Seberang, Camat Palaran, Lurah Lok Bahu, Lurah Mangkupalas, Lurah Simpang Pasir, RT 17 & RR 22 Bukit RCTI, RT 20 Sungai Kunjang, Pengembang Premiere Hills, Perwakilan RT serta Pemilik Lahan dan Pihak Pengembang PT.Sinar Mas.
Hearing tersebut membahas progres dan realisasi kegiatan yang sudah dilaksanakan tahun anggaran 2022. Dan tindak lanjut hasil sidak soal pengaduan masyarakat.
Sekretaris Komisi lll DPRD Samarinda Novan Syahronny Pasie mengungkapkan pihaknya mendesak para pengembang di Perumahan Keledang Mas Jalan Bung Tomo RT 19 dan 20 Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang segera melakukan perbaikan di kawasan perumahan tersebut.
“Sejauh ini, ditemukan setiap hujan turun kawasan tersebut kerap kali mengalami kerusakan. Sedang hingga berat akibat pergeseran tanah yang kini sudah mengakibatkan 19 rumah mengalami kerusakan,” ungkap dia.
Berdasarkan problema tersebut, kata dia, Komisi III dengan tegas meminta pengembang segera menentukan target pengerjaan sesuai anjuran teknis.
“Perumahan disana cukup mengkhawatirkan. Dengan pergerakan tanah itu bergerak setiap hari apabila terjadi hujan bertambah bergerak,” jelasnya .
Menurut dia, pengembang akan melakukan pemotongan hunung di akhir bulan. Dan berkoordinasi dengan BPBD, PUPR, DLH dan masyarakat sekitar.
“Kami memang mendesak. Bahkan tadi rapat sempat diskors. Karena kami butuhkan adalah kejelasan dari pengembang. Kapan akan dilaksanakan,” tandas dia.
Berdasarkan laporan dari tim konsultan UMKT, lereng di kawasan itu memiliki kemiringan sekitar 70 persen, dengan struktur tanah lempung, berpasir dan berongga. Sehingga berpotensi tinggi mengalami pergerakan.
“Langkah yang diambil yakni pemotongan gunung. Tujuannya, untuk mengurangi kemiringan 70 persen. Agar nantinya gunung tersebut menjadi lebih landau,” ucap dia. (ADV)