
SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda beberkan hasil pengukuran data stunting di 10 Kecamatan. Publikasi tersebut dilaksanakan pada Selasa (4/10/2022) di Gedung Balai Kota.
Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting Kota Samarinda, dr Rudy Agus Riyanto mengatakan hasil analis pengukuran data stunting tahun 2022 mengalami penurunan. Pada tahun 2021 lalu, angka stunting mencapai 10,74 persen. Tahun ini menurun menjadi 9,8 persen. Progres kenaikan entry sasaran menjadi 85,6 persen dari 67 persen di tahun 2021.
“Begitu pun dengan entry penimbangan dan pengukuran untuk tahun ini naik sebesar 37,1 persen dari 29,16 persen di tahun sebelum,” urai dokter Rudy.
Dia menjelaskan, data tersebut merupakan hasil pengumpulan dari Januari hingga Agustus 2022. Ini akan dijadikan sebagai langkah kerja tahun berikutnya. Sehingga Kecamatan dan Kelurahan bisa segera melakukan langkah-langkah penanganan dan pencegahan terhadap wilayah dengan kasus stunting masih tinggi.
“Dari hasil data ini boleh dibilang Kecamatan Samarinda Seberang, Samarinda Ulu, Utara dan Sambutan masih tinggi untuk kasus stunting. Jadi, tolong Pak Camat dan Pak Lurah untuk menganalisa apa penyebabnya dengan melihat kondisi wilayahnya masing-masing,” pintanya.
Rudy menambahkan, aksi pengukuran dan publikasi tersebut bertujuan untuk mengetahui status gizi anak sesuai umur dan mengukur prevalensi stunting di tingkat Kecamatan serta kelurahan secara berkala. Dan itu yang dilaporkan secara berjenjang mulai dari Posyandu ke Dinas Kesehatan.
Acara desiminasi dan publikasi tersebut juga dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Samarinda dr Sri Puji Astuti dan Ketua TP PKK Samarinda Rinda Wahyuni Andi Harun.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi dalam arahannya menyampaikan beberapa poin penting dalam menempatkan masalah stunting sebagai persoalan serius yang dihadapi bangsa.
“Untuk itu, penting masalah tadi bisa diatasi bersama dalam menghasilkan anak-anak emas sebagai pewaris bangsa. Karena masalah stunting ini mempengaruhi intelektual anak. Jadi tidak mungkin bangsa ini bisa mengalami loncatan yang luar biasa kalau anak-anak kita sendiri tidak sehat,” kata dia.
Dia mengingatkan Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting Samarinda dalam melakukan aksi program harus terarah dengan target yang jelas. Sehingga program penurunan bisa terukur, khususnya soal data.
“Tadi penjelasan dokter Rudy, data sasaran target tahun ini mengalami kenaikan menjadi 85,6 persen dari 67 persen di tahun 2021. Saran saya kenapa tidak dibulatkan menjadi 86 persen, biar pengukurannya bisa mengetahui secara persis anak-anak yang berisiko stunting secara riil. Karena setiap tahun data ini terus tumbuh,” ucap dia.
Selain itu, Rusmadi juga mengapresiakan Camat dan Lurah yang telah memanfaatkan dana Pro Bebaya untuk memperbaiki lingkungan dan sanitasi agar menjadi sehat.
“Perhatian yang sama diharapkan juga bisa diberikan kepada Posyandu dalam pengadaan peralatan standar untuk memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada warga. (ADV)