
SAMARINDA – Kecamatan Samboja menjadi satu kawasan yang menjadi daya tarik tersendiri di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang telah ditetapkan Presiden Djoko Widodo akhir Agustus lalu.
Samboja tidak sendiri, Presiden menetapkan kawasan Ibu Kota Negara di dua Kabupaten di Kaltim bersama dengan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara.
Yang menarik, dari penetapan kawasan ini adalah terdapatnya hutan alam seluas 510 hektar yang masih utuh. Lokasinya berada dalam areal konsesi PT Inhutani seluas 19.000 hektar.
Di kawasan itu ada tawaran wisata alam menarik. Namanya Bukit Bangkirai. Lokasinya di Kecamatan Samboja, tapi tak jauh dari Kecamatan Sepaku.
Jarak tempuh dari Balikpapan menuju Bukit Bangkirai sekitar 42 kilometer. Sedang dari Samarinda sekitar 97,4 kilometer.
Akses masuk dari Samboja ke Bukit Bangkirai sekitar 45 menit dengan jarak 33,9 kilometer. Kondisi jalan cukup baik dari KM 38 poros Balikpapan-Samarinda hingga pintu masuk ke lokasi Konsesi PT Inhutani 1. Dari pintu gerbang itu, kita akan melalui jalan tanah. Kondisinya sedikit rusak.
Para pengunjung harus hati hati, karena ditengah perjalanan kita harus melintas di jalan tambang Batu bara milik PT Singlurus.
Setiap akhir pekan, tempat ini selalu dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Media gosamarinda.com berkesampatan mengnjungi tempat wisata tersebut, Jumat (25/10). Setelah 15 menit menempuh perjalanan di jalan berbatu dan licin kita akhirnya sampai. Sebuah bangunan cukup besar terlihat menyambut para wisatawan yang mengunjungi kawasan itu.
Ditempat itu, terdapat balai pertemuan untuk 100 orang dan sebuah kantor penerima tamu. Tidak jauh dari bangunan itu, terdapat 5 bangunan lain yang berfungsi sebagai homestay bagi tamu yang ingin menginap dengan fasilitas pendingin ruangan dan jungle cabin, pondokan tanpa fasilitas listrik, bagi pengunjung yang ingin merasakan suasana hutan yang sebenarnya.
Selain itu, di kawasan ini tersedia ribuan jenis pohon. Begitu pula dengan pohon pohon yang memiliki fungsi sebagai obat-obatan seperti kayu bajakah.
Tidak kalah menarik, kawasan ini memiliki satu fasilitas unik dan satu-satunya di Indonesia yakni Canopy Bridge atau jembatan tajuk. Jembatan ini merupakan jembatan kedua di Asia dan kedelapan di dunia.
Untuk menuju Canopy Bridge, pengunjung harus menaiki menara dari kayu ulin yang dibangun mengelilingi batang pohon bangkirai. Jembatan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penelitian berbagai jenis burung.
Jembatan ini memiliki panjang 64 meter dan menghubungkan tajuk-tajuk yang dibangun di lima pohon Bangkirai. Jenis pohon yang paling banyak tumbuh di hutan tropis. Pohon Bangkirai yang tumbuh di tempat ini ada yang sudah berumur lebih dari 150 tahun, memiliki tinggi 40 hingga 50 meter, dengan diameter 2,3 meter.
Jadi tidak heran, jika jembatan tajuk ini bisa menggantung di ketinggian 30 meter dari permukaan tanah. Ini tentu saja sangat cocok bagi wisatawan yang memiliki fobia ketinggian untuk melakukan uji nyali sambil menyaksikan panorama hutan. Berjalan meniti papan landasan jembatan yang dirangkai dengan anyaman tali sebagai pengaman di kedua sisi.
Seorang peneliti burung asal Perancis pernah menggunakannya selama 4 bulan dan menemukan 113 jenis burung yang hidup di kawasan hutan ini.
Dinamakan Bukit Bangkarai karena kawasan wisata alam ini memang paling banyak ditumbuhi pohon Bangkirai. Dan pohon ini pula yang dipilih menjadi maskot utamanya.
Untuk merasakan sensasi menapaki Canopy Bridge, wisatawan domestik dikenakan biaya sebesar Rp15.000 ribu. Sedangkan wistawan asing harus membayar Rp30.000. Layanan operasionalnya dibuka tiap siang hari. Untuk alasan keamanan, Canopy Bridge ini akan ditutup jika kecepatan angin melebihi 30 mil/jam atau cuaca buruk.
Ada beberapa peraturan yang harus ditaati pengunjung yang ingin menaiki Canopy Bridge. Misalnya, anak-anak dengan tinggi badan dibawah 1 meter dilarang naik, tidak memakai sandal atau sepatu berhak tinggi, maksimal 2 pengunjung yang diperbolehkan melewati jembatan pada saat bersamaan dan keduanya harus menjaga jarak setidaknya lima meter.
Sementara menaranya hanya boleh dinaiki paling banyak 8 orang, dan hanya 4 orang yang diperbolehkan berada di landasan tajuk pada pohon. Dan tentu saja, dilarang berlari atau melompat-lompat di atas landasan Canopy Bridge.
Mengingat
hutan adalah paru-paru bumi, jangan coba-coba merokok di kawasan hutan wisata
ini.
Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menggunakan
fasilitas wisata hutan yang tersedia. Mulai dari flying fox, swing line, wall
climbing, jembatan jaring, dan lainnya.
Kepala Unit Jasa Wisata Hutan Bukit Bangkirai Thamrin mengatakan bahwa terdapat banyak sekali Jenis pohon yang berada di tempat ini. Selain Bangkirai, hutan ini juga dipenuhi pohon Meranti, Ada meranti merah, putih, kuning, kayu ulin dan ribuan jenis kayu rimba lainnya.
“Ini sejenis jamur yang menandakan bahwa kawasan ini sangat baik untuk tumbuhnya pohon pohon langka seperti ulin dan bangkirai. Kalau ada tanaman ini dipastikan di tempat ini nanti akan tumbuh pohon ulin,” kata Thamrin.
Selain itu Thamrin berharap hutan alami ini tetap terjaga. Meski demikian, masih ada ancaman terhadap hutan alam ini seperti perambahan, pengkavelingan, kebakaran dan lainnya. Misalnya, sejak ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara, banyak kelompok masyarakat yang mengkaveling hutan sekitarnya.
“Ada yang pasang plang tanah milik koperasi 250 hektar, lalu ada plang tanah adat 300 hektar, dan lainnya,” kata dia.
Tetapi, kata dia, setelah pihaknya melaporkan ke aparat kepolisian, semua plang-plang yang diklaim sudah dicabut dan tak ada masalah. (maman)