SAMARINDA – Wakil Wali Kota (Wawali) Kota Samarinda Saefuddin Zuhri menegaskan bahwa kerjasama lintas sektoral sangat penting dilakukan, untuk menurunkan angka stunting. Karena itu, antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bersinergi.
“Kedepan, kami berharap angka stunting di Samarinda bisa turun. Ini harus bersinergi dengan OPD terkait hingga ke Puskesmas dan Posyandu. Supaya penanganan dan survei benar-benar tepat,” ucap Saefuddin Zuhri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penurunan Stunting dan Pengentasan Kemiskinan di Lantai II Gedung Balai Kota, Senin (21/4/2025).
Rakor tersebut merupakan langkah kongkret Pemkot memperkuat sinergi antar instansi. Dan menyusun strategi efektif, untuk pencapaian target penurunan stunting dan kemiskinan di Kota Samarinda.
“Mari kita bersama-sama menekan dan menurunkan angka stunting, serta melakukan pendataan ulang. Termasuk penerima layanan PDAM, supaya penyaluran bantuan tepat sasaran, Indikator penurunan stunting dimulai dari pasangan ingin menikah sampai anak berusia 5 tahun,” ungkap dia.
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah Kota Samarinda Marnabas Paniroy mendorong peran aktif Kelurahan mengajak masyarakat datang ke Posyandu. Para Lurah harus mampu memotivasi warganya datang ke Posyandu.
“Bantuan bersifat stimulan belum cukup signifikan menekan angka kemiskinan. Kita perlu membuat simulasi kepada Camat, bagaimana tingkat kunjungan Posyandu bisa meningkat, minimal 75%-90%. Jangan sampai berhenti di inovasi,” tandas dia.
Sedangkan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Samarinda Isfihani mengatakan bahwa peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sangat penting menurunkan angka stunting.
“TPPS memiliki 4 bidang penting. Perlu ada evaluasi efektifitasnya. Walau angka stunting sudah mulai turun, tetapi kita tetap fokus ke sasaran utama. Yakni, penyediaan air bersih dan akses sanitasi layak,” ungkap Isfihani. (gs/adv)
